Close

July 1, 2021

Sosiologi Kelas 11: Integrasi dan Reintegrasi Sosial

Sosiologi Kelas 11: Integrasi dan Reintegrasi Sosial

Pahamifren, pernahkah kamu mendengar istilah integrasi dan reintegrasi sosial? Istilah ini biasanya muncul ketika terjadi konflik di masyarakat. Nah, pada Materi Sosiologi Kelas 11 ini, Mipi mau mengajak kamu membahas lebih jauh tentang Integrasi dan Reintegrasi Sosial sebagai upaya pemecahan masalah konflik dan kekerasan. Baca artikel ini sampai selesai ya!

Integrasi Sosial

Sebelum lebih jauh, mari kita jabarkan pengertian integrasi dan reintegrasi sosial satu persatu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia  (KBBI) disebutkan, integrasi adalah pembauran sesuatu yang berbeda hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat.

Nah, dari pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa Integrasi Sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat, yang meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, kebiasaan, sistem, nilai dan norma menjadi satu kesatuan.

Faktor Pendorong  Integrasi Sosial

Untuk mencapai integrasi sosial, ada berbagai faktor yang harus terjadi. Berikut merupakan faktor pendorong integrasi sosial, antara lain:

Bagaimana integrasi dan reintegrasi sebagai upaya pemecahan masalah konflik dan kekerasan bisa terjadi?

Toleransi 

Toleransi adalah satu alat penting dalam masyarakat  yang dapat mendorong terjadinya komunikasi antara kebudayaan yang berbeda sehingga dapat tercapai suatu integrasi di antara mereka.

Kesempatan yang Seimbang dalam Ekonomi 

Masalah ekonomi seringkali menjadi faktor pemicu konflik. Maka dari itu, adanya kesempatan yang seimbang dalam ekonomi dapat mempercepat proses integrasi sosial di masyarakat. 

Sikap Saling Menghargai 

Suatu masyarakat yang memiliki atau menjunjung tinggi sikap saling menghargai, akan lebih mudah untuk mencapai integrasi sosial. Misalnya, jika dalam kelompok masyarakat bersedia mengakui kelemahan dan kelebihan budaya dan cara pandang masing-masing.

Unsur Budaya yang Sama 

Unsur kebudayaan yang sama atau serupa, seringkali lebih mudah mendekatkan atau menghilangkan potensi konflik. Suatu kelompok masyarakat yang mengetahui persamaan unsur budaya dengan kelompok masyarakat lainnya, lebih mudah berdamai. Umumnya, mereka akan lebih cepat menghilangkan segala prasangka yang berpotensi menimbulkan konflik.

Musuh Bersama dari Luar

Adanya musuh bersama dari luar cenderung memperkuat kesatuan masyarakat. Dalam situasi menghadapi ancaman, mereka akan bersatu untuk melawan musuh tersebut. Sehingga, setiap kelompok atau golongan bersedia melepaskan sisi egois masing-masing demi menghadapi musuh bersama.

Perkawinan Campuran 

Perkawinan atau pernikahan seringkali menjadi solusi menyelesaikan konflik. Perkawinan campuran yang terjadi antara dua kebudayaan yang berbeda, dapat mendorong terciptanya integrasi sosial.

Faktor Penghambat Integrasi Sosial 

Nah, itulah beberapa faktor pendorong integrasi sosial yang terjadi di masyarakat. Selain faktor pendorong, ada pula faktor penghambat terjadinya integrasi sosial, di antaranya:

Sikap Tidak Menghargai

Tak bisa dipungkiri, jika adanya perbedaan budaya dalam masyarakat terkadang kurang dihargai oleh sekelompok masyarakat tertentu. Hal ini seringkali menyebabkan konflik budaya yang menghambat integrasi sosial. 

Kurangnya Kesadaran Menjaga Persatuan dan Kesatuan

Seiring perkembangannya, arus globalisasi berdampak pada sikap individualis pada masyarakat. Seperti yang terjadi di berbagai negara maju, sikap individualis ini seringkali memicu konflik.

Masyarakat dengan sikap individualis tidak memiliki kepedulian pada kondisi di sekitarnya, akibatnya kesadaran untuk menjaga persatuan dan kesatuan mulai berkurang. 

Berkurangnya Toleransi

Kurangnya toleransi atau sikap saling menghormati dan menghargai antar sesama golongan yang berkonflik, membuat masalah susah diselesaikan. Akibatnya, konflik yang terjadi makin membesar dan terpelihara.

Ketimpangan Sosial dan Ekonomi

Adanya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan di berbagai daerah, menyebabkan ketimpangan sosial dan ekonomi. Akibatnya, ada kelompok masyarakat yang merasa tidak puas dan memicu terjadinya konflik sosial. 

Kurangnya Keterbukaan

Kurangnya sikap terbuka dengan kelompok yang mempunyai golongan  berbeda, dapat menimbulkan prasangka atau pemahaman yang memicu konflik. Prasangka tersebut menghalangi interaksi sosial dengan kelompok lain, sehingga integrasi sosial pun sulit untuk didapatkan.

Bentuk Integrasi Sosial 

Integrasi sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, antara lain:

Integrasi Normatif 

Integrasi normatif adalah bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam hal ini norma yang dijadikan sebagai pedoman bagi masyarakat tersebut dapat mempersatukan masyarakat. Contohnya, Indonesia memiliki pedoman Bhineka Tunggal ika yang menjadi sebuah norma yang berfungsi mengintegrasikan  masyarakat.

Integrasi Fungsional 

Integrasi fungsional terbentuk karena adanya fungsi – fungsi  tertentu dalam masyarakat. Misalnya, di Indonesia terdapat beberapa suku yang dapat difungsikan potensinya sehingga dapat tercapai integrasi sosial.

Integrasi Koersif 

Integrasi koersif terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. Dalam hal ini penguasa menerapkan cara koersif atau kekerasan ketika ada konflik yang terjadi.

Reintegrasi Sosial

Reintegrasi sosial menjadi suatu upaya untuk membangun kembali kepercayaan sosial setelah terjadi disintegrasi sosial. Pahamifren tentu sudah tahu kan apa itu disintegrasi sosial? 

Integrasi dan reintegrasi sosial bertujuan untuk menyelesaikan konflik, dan mengembalikan keharmonisan di tengah masyarakat.

Seperti yang dipaparkan pada Integrasi Sosial di atas, disintegrasi seringkali terjadi karena perubahan di lingkungan, sosial, ekonomi dan politik di masyarakat. Perubahan tersebut menyebabkan norma dan nilai pada masyarakat memudar, sehingga terjadilah konflik.

Situasi ini berpotensi membuat masyarakat tidak terkendali, karena tidak lagi memiliki landasan dalam setiap tindakan yang dilakukan. Sehingga mereka tidak lagi dapat membedakan mana yang baik atau yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah.

Jika sudah begini, diperlukan upaya reintegrasi sosial untuk memperbaiki dan menemukan penyebab konflik di masyarakat. Selain itu, reintegrasi sosial juga diperlukan untuk menata dan menyatukan kembali masyarakat, sehingga  terciptalah keadaan yang harmonis di tengah masyarakat yang mengalami konflik tersebut.

Nah, dari uraian di atas, dapat diartikan jika reintegrasi sosial adalah proses sosial yang bertujuan untuk menyatukan kembali pihak yang berkonflik, sehingga tercipta kondisi seperti sebelum konflik terjadi.

Namun, pada prakteknya, tidak mudah mengembalikan kondisi yang sudah terlanjur terjadi. Inilah mengapa reintegrasi sosial membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menerapkannya. Lantas, apa contoh reintegrasi sosial yang pernah terjadi di sekitar kita?

Contoh Reintegrasi Sosial

Pahamifren, biar lebih jelas memahami reintegrasi sosial, berikut adalah beberapa contoh upaya reintegrasi sosial yang pernah terjadi di Indonesia, antara lain:

Reintegrasi Antara Angkutan Online dan Angkutan Konvensional

Di antara Pahamifren, masih ingat nggak dengan konflik antara angkutan online dan konvensional? Beberapa tahun lalu sempat terjadi ketegangan antara pengemudi angkutan berbasis online (ojol atau taksi online), dengan ojek dan taksi konvensional. Masalah ini bermula dari protes pengemudi angkutan konvensional yang mulai ditinggalkan masyarakat.

Pasalnya, sebelum angkutan online beroperasi, penghasilan para pengemudi konvensional ini bergantung pada masyarakat yang menggunakan jasa mereka. Masalah ini ternyata berlanjut sampai memunculkan konflik yang tak kunjung selesai.

Untuk menyelesaikan masalah ini, dilakukanlah upaya reintegrasi sosial antara kedua belah pihak. Sehingga muncul aturan tentang pembatasan wilayah operasional yang isinya, setiap pengemudi angkutan online dilarang mengambil atau menurunkan penumpang di kawasan tertentu.

Musyawarah Mufakat

Sejak dulu, masyarakat Indonesia sudah mengenal metode reintegrasi sosial. Musyawarah mufakat menjadi salah satu cara paling ampuh untuk menyelesaikan berbagai macam konflik di masyarakat. Musyawarah berfokus untuk menyatukan semua perbedaan atau permasalahan, dan menampung usulan atau aspirasi dari semua pihak untuk mencari jalan keluar berdasarkan kesepakatan bersama.

Lembaga Masyarakat

Lembaga masyarakat dapat difungsikan sebagai media reintegrasi sosial. Di berbagai daerah di Indonesia, dapat ditemui berbagai lembaga masyarakat yang bertugas sebagai lembaga hukum, lembaga agama hingga lembaga ekonomi dan politik. Sebagai contoh,  jika terjadi permasalahan yang menyangkut hukum maka serahkan permasalahan tersebut ke lembaga hukum misalnya LBHI (Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) agar dapat menyelesaikan permasalahanya.

Tidak Main Hakim Sendiri

Jangan main hakim sendiri, beberapa di antara kamu mungkin tak asing dengan kalimat ini. Sebenarnya, makna dari kalimat tidak main hakim sendiri adalah mengingatkan kepada siapa pun yang berkonflik untuk tetap tenang menanggapi masalah, dan tidak memutuskan seenaknya sebelum menemukan solusi terbaik.

Main hakim sendiri merupakan perilaku penyimpangan sosial yang terkadang masih sering terjadi didalam masyarakat. Untuk menghindarinya, akan lebih baik jika melibatkan pihak berwajib atau lembaga yang mampu menengahi masalah antara pihak yang berkonflik.

Pahamifren, itulah Materi Sosiologi Kelas 11 tentang Integrasi dan Reintegrasi Sosial. Semoga bisa menjadi referensi belajar di rumah ya. Untuk kamu yang ingin mendapatkan akses materi pelajaran SMA menarik lainnya, kamu bisa mengunduh aplikasi bimbel online Pahamify. 

Ada ratusan materi belajar berbasis gamifikasi yang bisa kamu pelajari. Dijamin proses belajarmu menjadi mudah dan menyenangkan. Tunggu apalagi, yuk download bimbel online Pahamify di link ini sekarang!

Jangan lupa juga untuk melihat promosi menarik lainya dari Pahamify kamu bisa membukanya di sini https://www.pahamify.com/promo/ ya!

Penulis: Alya Rizkia Zahra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *