Saat kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, seruan “Merdeka!” jadi salam nasional. Seluruh rakyat Indonesia pada masa itu mendukung kemerdekaan bangsa kita. Kebayang, gak, gimana sakralnya momen tersebut pada saat itu? Kalau kamu hidup di masa proklamasi kemerdekaan kira-kira reaksi apa yang akan kamu tunjukkan? Bangga? Seneng? Atau malah menangis terharu saking bahagianya?
Rakyat Indonesia pada saat itu juga menunjukkan beragam reaksi karena pasukan Jepang masih ada di Indonesia dan pasukan Sekutu malah mau dateng lagi ke Indonesia setelah Indonesia merdeka. Kira-kira reaksi apa saja, ya, yang muncul dari rakyat Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan? Apa akan ada perang lagi demi mempertahankan kedaulatan negara Indonesia? Atau malah damai-damai aja? Kita bahas langsung aja, yuk!
Saat kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, seluruh rakyat Indonesia menunjukkan dua reaksi. Reaksi yang pertama bersifat langsung dan spontan, sementara reaksi yang kedua, rakyat Indonesia bereaksi dengan melucuti senjata pasukan Jepang dan mengambil alih aset Jepang. Rakyat Indonesia pada saat itu secara langsung dan spontan membentuk Commite van Actie atau Komite van Aksi. Komite ini didirikan oleh Sukarni dan Adam Malik pada tanggal 2 September 1945. Komite van Aksi berisi utusan laskar perjuangan yang terdiri dari berbagai organisasi, seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API), Barisan Rakyat Indonesia (BARA), dan Barisan Buruh Indonesia (BBI).
Pada bulan yang sama, beberapa keresidenan di Jawa menyambut proklamasi kemerdekaan Indonesia. Mereka menyatakan diri menjadi bagian dari pemerintahan Republik Indonesia. Mereka juga mengancam akan melakukan tindakan yang tegas dan keras bila ada yang menentang pemerintah Republik Indonesia. Para pegawai Jepang yang waktu itu masih ada di karesidenan juga dirumahkan dan dilarang masuk ke kantor-kantor mereka.
Hal yang sama juga terjadi Yogyakarta. Pada tanggal 5 September 1945, secara spontan, Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa Yogyakarta bergabung dengan Republik Indonesia. Sultan mengeluarkan juga mengeluarkan beberapa pernyataan sebagai berikut:
Empat belas hari setelah Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan Yogyakarta bergabung dengan negara Republik Indonesia, ada suatu peristiwa besar yang terjadi di Jakarta. Pada saat itu, ribuan rakyat Indonesia berkumpul di lapangan Ikada (Ikatan Atlantik Djakarta) untuk mengadakan rapat akbar. Rapat akbar tersebut diadakan untuk memperingati satu bulan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sekaligus sebagai bentuk protes dan perlawanan rakyat Indonesia atas rencana Jepang yang berniat menyerahkan kekuasaannya di Indonesia ke Sekutu (sebagai pengakuan atas kekalahan Jepang di Perang Dunia II). Sementara itu, para tokoh pergerakan kita pada masa itu juga mendengar kalau Belanda memang berniat untuk kembali ke Indonesia untuk menguasai Indonesia lagi.
Oleh karena itulah, Komite van Aksi membuat rapat akbar di lapangan Ikada. Para pemuda dari Asrama Menteng 31 menjadi penggerak utama rapat akbar tersebut. Mereka ditugaskan oleh Komite Nasional Kota Besar Jakarta untuk menyebarkan berita mengenai rapat akbar tersebut ke rakyat Republik Indonesia. Sedangkan para pemuda dari Asrama Prapatan 10 ditugaskan untuk membujuk para petinggi pemerintah Republik Indonesia untuk mau berpidato di lapangan Ikada.
Tujuan dari rapat akbar di lapangan Ikada adalah agar pemimpin Republik Indonesia bisa berbicara langsung di hadapan rakyat Indonesia, agar semangat kemerdekaan tetap membara. Rapat akbar ini juga bertujuan untuk menunjukkan ke dunia kalau bangsa Indonesia meraih kemerdekaan atas perjuangannya sendiri, bukan karena pemberian dari Jepang.
Suasana rapat akbar di lapangan Ikada waktu itu sangat menegangkan karena pasukan Jepang datang dengan senjata lengkap. Sekalipun demikian, masih banyak rakyat Indonesia yang datang ke rapat akbar tersebut. Hingga akhirnya, sekitar jam tiga sore, Presiden Soekarno datang ke lapangan Ikada dan menyampaikan sebuah pidato singkat. Inti dari pidato tersebut ada empat, yaitu:
Jadi begitulah beragam reaksi yang ditunjukkan oleh rakyat Indonesia saat kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan. Upaya mereka dalam menjaga kemerdekaan negara kita tercinta patut kita panuti, ya, Pahamifren. Semoga kita semua dapat terus memperjuangkan semangat kemerdekaan para pahlawan kita dengan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara Indonesia.
Nah, salah satu bentuk meneladani dan meneruskan perjuangan para pahlawan kita, kamu harus terus rajin belajar agar bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia. Pahamify akan terus setia menemani kalian belajar dengan cara yang seru dan mengasyikkan. Apa lagi kita masih ada promo diskon berlangganan paket belajar 80%. Dengan berlangganan paket belajar di aplikasi Pahamify, kamu bisa menikmati berbagai fitur, seperti video belajar, rangkuman, flashcard, bank soal, dan video tips belajar yang membuat kamu mudah mempelajari berbagai materi pelajaran yang harus kalian kuasai. Jadi, tunggu apalagi? Buruan unduh aplikasi Pahamify sekarang juga!
https://youtu.be/MVsI9FBvRcw 8 Mei 2023. adalah hari ke 128 di tahun 2023. Diumumkan sebagai jadwal tentatif UTBK untuk seleksi masuk PTN.…
Kegiatan akademik tahun ajaran 2022/2023 baru saja dimulai, tapi Pahamifren merasa kok temen-temennya sudah pada ambis buat SNMPTN?! Atau jangan-jangan…
Pahamifren sudah ada yang masuk kembali ke sekolah? Bagaimana rasanya belajar dan berkumpul langsung dengan teman-teman? Mipi yakin pasti seru…
Periode Promo: 7 Juli - 10 Juli 2022 Halo, Pejuang PTN 2023! Gimana, udah mulai persiapan untuk hadapi UTBK SBMPTN…
Saat kamu memutuskan untuk melanjutkan pendidikanmu ke jenjang perguruan tinggi, kamu bukan hanya harus memikirkan program studi (prodi) apa yang…
Halo, Pahamifren! Kamu pasti udah ngga asing dengan istilah UH (Ulangan Harian), UTS (Ujian Tengah Semester), UAS (Ujian Akhir Semester),…