Close

November 3, 2020

Materi Biologi Kelas 12: Pola-Pola Hereditas

Latihan Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) SMA 2021

Pahamifren, pernah nggak membandingkan ciri-ciri fisik kamu dengan ayah ibu kamu? Pasti ada beberapa bagian yang cenderung mirip ayah, atau dengan ibu kamu kan? Ini terjadi karena setiap makhluk hidup, termasuk manusia, mewarisi gen yang berasal dari orangtuanya. Sifat fisik yang berasal dari campuran gen ini termasuk dalam pola-pola hereditas pada manusia.

Pada materi Biologi kelas 12 kali ini, Mipi akan mengajak kamu mengenal pola-pola hereditas pada manusia beserta contoh dan penjelasannya menurut ahli. Yuk simak artikel ini baik-baik ya.

Pola-Pola Hereditas Menurut Walter Sutton

Pola-pola hereditas dapat terlihat dari ciri-ciri fisik dan sifat yang diwarikan dari orangtua.

Walter Sutton, seorang ahli genetika dari Amerika Serikat menjelaskan, bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan pola-pola hereditas pada manusia bisa muncul. Antara lain:

  • Karena gen memiliki identitas yang bersifat tetap dan merupakan karakteristik yang diturunkan oleh orangtua.
  • Pemisahan bebas kromosom enggak homolog dari induk saat meiosis.
  • Jumlah kromosom dalam sel kelamin yang berjumlah setengah dari kromosom lengkap (kromosom induk).
  • Pada saat fertilisasi, kromosom yang setengah atau satu set tadi berpasangan lagi, sehingga muncul sifat baru yang berpola.

Selain memaparkan tentang adanya pola dalam penurunan sifat, dari penelitiannya saat mengamati kromosom belalang, Sutton menyimpulkan jika ada kesamaan perilaku kromosom seperti yang dijelaskan pada hukum pewarisan sifat Mendel. 

Jadi, menurut Sutton, kromosom juga berpisah dan berpasangan bebas saat pembelahan. Sutton membuat kesimpulan jika gen dalam kromosom lah yang menyebabkan adanya pewarisan sifat. 

Hmmm… Tapi apa hubungannya dengan pola pewarisan sifat pada hukum Mendel ya? Apa kesamaan hukum Mendel ini dengan kesimpulannya Sutton? 

Jadi, sebelum Sutton mempublikasikan hasil penelitiannya, teori mengenai pewarisan sifat ini sudah pernah diperkenalkan sebelumnya. Bahkan, ide untuk meneliti perilaku kromosom ini juga didapatkan Sutton dari pola pewarisan sifat dari hukum Mendel lho. 

Mumpung membahas tentang hukum Mendel? Kamu sudah tahu kan apa itu hukum Mendel? Ada baiknya kita ulas lagi secara singkat ya.

Hukum Mendel ini ditemukan oleh Gregor Johann Mendel saat melakukan percobaan perkawinan silang menggunakan tanaman kacang polong. Percobaan itu membuahkan dua hukum prinsip genetika modern, yaitu Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.

Hukum Mendel I

Hukum yang dikenal juga sebagai Hukum Segregasi ini menyebutkan bahwa pada pembentukan gamet, ke dua gen yang berpasangan dipisahkan dalam dua sel anak. Pola-pola hereditas pada Hukum Mendel I berlaku untuk persilangan monohibrid, atau persilangan dengan satu sifat yang beda.

Ada tiga hal yang diamati dalam pola pewarisan sifat pada Hukum Mendel I, antara lain:

  • Setiap gen memiliki bentuk alternatif yang dapat mengatur variasi karakter turunan. Konsep ini berlaku pada dua macam alel, yaitu alel resesif dan alel dominan. 
  • Setiap individu pasti membawa sepasang gen, yaitu gen dari tetua jantan dan gen dari tetua betina.
  • Jika pasangan gen ini berasal dari dua alel yang berbeda, alel yang bersifat dominan akan terekspresikan atau nampak secara visual. Sementara alel resesif tidak selalu nampak secara visual, namun tetap mewariskan sifat pada gamet turunannya.

Hukum Mendel II

Hukum ini dikenal juga sebagai Hukum Asortasi. Dalam Hukum Mendel II disebutkan jika setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lainnya. Walaupun bebas, gen yang mengusung satu sifat tidak akan mempengaruhi sifat gen lain yang bukan termasuk sebagai alelnya.

Hukum Mendel II ini dijelaskan melalui persilangan dengan dua sifat berbeda (dihibrida) dengan dua alel yang berbeda pula. Misalnya pada kacang polong, bentuk biji kacang bulat+keriput disilangkan dengan biji berwarna kuning+hijau. Hasil persilangan ini menurunkan ciri fisik biji bulat warna kuning, keriput kuning, bulat hijau dan keriput hijau.

Hal ini terjadi karena gen melakukan persilangan secara bebas. Hukum Mendel II ini hanya berlaku pada gen yang letaknya berjauhan. Maka dari itu, hukum ini tidak berlaku pada persilangan monohibrid.

Nah, itu lah dua Hukum Mendel yang dijadikan referensi sebagai pola-pola hereditas Walter Sutton. Selanjutnya, mari kita membahas tentang proses terjadinya pola hereditas sebagai berikut:

Proses Hereditas

Pola-pola hereditas terjadi pada gen yang kemudian menurun dan mewariskan sifatnya.

Secara morfologis, kamu bisa melihat kalau tubuh kamu memiliki sifat campuran yang dibawa dari kedua orangtuamu. Misalnya, kamu memiliki rambut ikal dan tubuh yang tinggi seperti ibumu, kulit kamu putih dan berhidung mancung seperti ayahmu. Ini terjadi karena pewarisan sifat orangtua pada anak tidak diturunkan begitu saja, melainkan ada proses yang membuat gen masing-masing orang tua kamu akhirnya bisa menurunkan sifatnya.

Dalam tubuh setiap makhluk hidup seperti manusia dan hewan, ada yang namanya sel somatik atau sel tubuh. Sel somatik ini memiliki sifat diploid, yang artinya sel tersebut memiliki dua set kromosom. Nah, masing-masing orangtua akan mewariskan satu set kromosomnya pada anaknya. 

Jadi, sebelum kamu jadi diri kamu yang sekarang, sebenarnya kamu adalah sel yang berasal dari bertemunya sel sperma milik ayah kamu dan sel ovum milik ibu kamu. Sel sperma dan sel ovum yang dilepaskan oleh ayah dan ibu kamu ini akan menjadi sel gamet. 

Sel gamet inilah yang memiliki sifat haploid alias membawa satu set kromosom saja untuk kelak menjadi anak. Kromosom ini ada di dalam sel.

Kenapa Ada Pola Hereditas?

Di dalam sel ada organel sel yang disebut inti. Di dalam inti ini ada kromosom-kromosom yang berisi materi genetik yang disebut DNA. Nah, di dalam untaian DNA-DNA ada gen. Gen-gen inilah yang nantinya menentukan sifat sang anak.

Seperti yang dikatakan oleh Walter Sutton, identitas gen tidak akan berubah, meskipun nantinya terjadi pembelahan mitosis dan meiosis pada sel. Sifat yang dibawa gen akan selamanya begitu. Bahkan, saat meiosis terjadi, dua set kromosom yang berasal dari kedua induk memisahkan diri secara bebas. 

Dua set kromosom ini kemudian akan berkelompok secara bebas dengan kromosom lain yang tidak homolog. Maksudnya, kromosom tersebut nggak berpasangan dengan kromosom yang berasal dari gen yang sama.

Contoh Pewarisan Sifat

Sifat pada gen yang dibawa kromosom tersebut nggak bakal berubah. Misalnya seperti yang dijelaskan di atas, kamu memiliki rambut lurus seperti ayahmu, jadi gen penentu bentuk rambut ini nggak bisa berubah Pahamifren.

Gen ini baru akan berubah saat bertemu dengan pasangannya dari ovum. Saat dua sel tadi bertemu, berfertilisasi dan menjadi dua set kromosom lagi, kamu akan mendapatkan gen penentu sifat. Ini terjadi karena gen dalam dua set kromosom yang berpasangan, saling menunjukkan ekspresinya. 

Jadi, kalau kamu memiliki rambut ikal seperti ibu, padahal ayah kamu berambut lurus, ini artinya gen yang dibawa oleh ibu kamu memiliki sifat gen yang lebih kuat. Sifat gen ibu kamu yang lebih kuat ini dikenal dengan istilah gen dominan. Sedangkan untuk gen ayah kamu yang tertutupi gen ibu kamu, memiliki sifat yang lemah, yang dikenal dengan istilah gen resesif.

Bagaimana, sudah paham kan? Itulah ulasan mengenai materi Biologi kelas 12 tentang pola-pola hereditas. Buat kamu yang ingin makin paham, kamu bisa mengunduh aplikasi pelajaran SMA Pahamifren. Selain materi Biologi, ada berbagai materi menarik lain yang bisa kamu pelajari.

Nggak cuma itu, metode pembelajaran online yang diusung Pahamify juga lebih mudah dipahami dan menyenangkan. Dapatkan akses belajar online untuk semua materi pelajaran SMA dari Pahamify sekarang!

Penulis: Salman Hakim Darwadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *