Siapa di antara Pahamifren yang berminat ngambil jurusan Kedokteran atau Pendidikan Dokter buat UTBK nanti?
Kalau kamu termasuk yang berminat pada jurusan kedokteran, kamu mesti baca artikel ini. Soalnya Mipi mau mengulas jurusan kedokteran dengan lengkap.
Yuk, langsung kita bahas!
Sekilas Tentang Jurusan Pendidikan Dokter
Seorang mahasiswa jurusan Kedokteran menghabiskan waktu sekitar empat tahun untuk dapat lulus dan mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked).
Sekalipun udah memiliki gelar Sarjana Kedokteran, mahasiswa yang lulus masih belum dapat melakukan praktik sebagai dokter umum. Mereka perlu mendapatkan Surat Izin Praktik terlebih dahulu.
Jika kamu berhasil diterima menjadi mahasiswa jurusan kedokteran, berikut adalah beberapa tahapan yang harus kamu jalani sampai kamu dapat praktik sebagai seorang dokter umum:
- Program Kuliah Sarjana Pendidikan Dokter (S1)
Tahap pertama yang harus kamu jalani setelah keterima di jurusan kedokteran adalah menjalani masa kuliah program sarjana seperti mahasiswa jurusan lainnya.
Tahapan pertama yang dijalani oleh mahasiswa Pendidikan Dokter ini juga dapat disebut sebagai tahap praklinik karena dalam tahap ini, mahasiswa Pendidikan Dokter akan mempelajari berbagai macam teori dan praktik yang berkaitan dengan dunia medis.
Sekalipun tahapan pertama ini mirip dengan jurusan lain, tetapi ada dua hal yang membedakan tahap program S1 atau tahap praklinik jurusan kedokteran dengan jurusan lainnya.
Pertama, jurusan kedokteran tidak menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS), melainkan sistem blok. Dalam setiap blok, mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter akan belajar mengenai satu sistem organ secara menyeluruh.
Misalnya, dalam blok kardiovaskular, kamu akan belajar mengenai jantung dan pembuluh darah, mulai dari fungsi jantung dan pembuluh darah, berbagai penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah, cara pemeriksaan jantung dan pembuluh darah, sampai cara menginterpretasi hasil laboratorium cek jantung dan pembuluh darah.
Untuk bisa lulus, seorang mahasiswa jurusan kedokteran umumnya harus menyelesaikan kurang lebih 21 blok.
Jumlah blok yang harus diambil mahasiswa Pendidikan Dokter ini biasanya tergantung pada kebijakan masing-masing universitas.
Setiap blok yang diambil oleh mahasiswa jurusan ini biasanya memiliki durasi enam sampai tujuh minggu per bloknya.
Di jurusan kedokteran, biasanya tidak ada ujian semester seperti Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
Tapi, Mahasiswa jurusan kedokteran akan menghadapi tiga jenis ujian, yaitu:
- Ujian Teori Tertulis, yang dilakukan setiap akhir blok.
Ujian ini terdiri dari soal pilihan ganda yang biasanya terdiri dari 500 soal. - Ujian OSCE (Objective Structured Clinical Examination), yang dilakukan setiap akhir blok.
Ujian ini berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter dalam mendiagnosa penyakit yang dialami oleh pasien sandiwara atau manekin. Ujian OSCE ini dilakukan di hadapan dokter penguji. - Ujian SOCA (Student Oral Case Analysis), yang dilakukan setiap akhir dua semester.
Dalam ujian SOCA, mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter diuji secara lisan mengenai jawaban dari kasus penyakit tertentu.
Mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter harus dapat menjelaskan mulai dari konsep pemeriksaan, tindakan yang harus diambil, alasan tindakan yang diambil, ekspektasi dari tindakan yang diambil, dan treatment yang diambil. Ujian ini dilaksanakan selama satu jam.
Setelah mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter menyelesaikan tahapan pertama ini, ia akan diwisuda dan menerima gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked).
Namun, seperti yang udah Mipi singgung sebelumnya, seorang Sarjana Kedokteran belum dapat langsung bekerja atau melakukan praktik menjadi dokter umum karena harus melewati beberapa tahap lainnya.
- Program Profesi Dokter (Koas)
Tahapan kedua yang harus dijalani oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter yang udah mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran adalah tahapan Koas atau Asisten Dokter.
Tahapan Koas ini dapat juga disebut sebagai tahap klinis. Seorang Koas atau “Dokter muda” akan mulai belajar mempraktikkan semua ilmu yang udah didapat pada program sarjana, dibawah supervisi dan bimbingan dokter senior.
Dalam tahap koas, seorang Koas akan dirotasi ke beberapa bagian klinik di rumah sakit untuk mempelajari berbagai kasus kedokteran secara langsung.
Jadi, dalam tahapan koas, seorang koas akan menghadapi pasien secara langsung, bukan pasien sandiwara atau manekin lagi, Pahamifren. Berbagai kasus yang dipelajari oleh Koas ini diatur sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI).
Tantangan terberat yang dihadapi seorang Koas dalam tahap ini adalah saat ada stase yang mengharuskan dirinya berjaga semalaman. Jadi, kalau kelak kamu menjalani tahap Koas, kamu harus menjaga staminamu dengan baik, ya, Pahamifren.
Oh iya, tahap koas ini masih bagian dari masa studi dalam mendapatkan gelar dokter. Makanya dalam tahap koas ini, seorang koas tetap harus membayar biaya kuliah selama kurang lebih 2 tahun atau kurang lebih 14 stase.
Dalam menjalani tahap koas, seorang Koas akan menjalani ujian yang berkaitan dengan stase yang sedang dijalani. Misalnya, dalam stase radiologi, seorang koas akan menjalani ujian membaca foto rontgen.
Setelah menjalani masa koas, seorang koas akan menjalani ujian performa berdasarkan metode Mini Clinical Evaluation Exercise (Mini-CEX).
Dalam ujian Mini-CEX, seorang koas akan melakukan wawancara, pemeriksaan, analisa, dan memberikan resep obat kepada pasien di depan para dokter preceptor.
- Ujian Sertifikasi
Setelah menjalani tahap koas, tahapan berikutnya yang harus dijalani oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter harus menjalani dua ujian sertifikasi kedokteran, yaitu Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) dan OSCE (Objective Structured Clinical Examination) Nasional.
UKMPPD bersifat tertulis, sementara OSCE bersifat praktik. Kedua ujian ini dilaksanakan secara nasional dan serentak.
Setelah lulus kedua ujian sertifikasi ini, mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter akan diwisuda lagi. Dalam wisuda ini, mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter tersebut juga akan mengucapkan Sumpah Dokter.
Setelah menjalani dua tahapan tersebut, barulah ia resmi menyandang gelar Dokter.
- Internship
Setelah mendapatkan gelar Dokter, masih ada tahapan yang harus dijalani Dokter jurusan Pendidikan Dokter agar dapat praktik sebagai Dokter Umum.
Untuk mendapatkan izin praktik tersebut, ia masih harus menjalani tahap internship demi mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) paten. Untuk mendapatkan STR tersebut, ia akan praktik kerja di bawah seorang dokter senior dan mendapatkan upah dari pemerintah.
Setelah mengantongi STR paten, barulah Dokter tersebut dapat mengurus Surat Izin Praktik (SIP) agar dapat melakukan praktik sebagai Dokter Umum.
Kalau Dokter yang udah mendapatkan SIP Dokter Umum ingin menjadi seorang dokter spesialis, Dokter tersebut harus melanjutkan program pendidikan sesuai dengan spesialisasi yang ingin didalami.
Dengan menjadi seorang dokter spesialis, seorang Dokter akan menangani satu bidang penyakit secara khusus. Program pendidikan dokter spesialis biasanya membutuhkan waktu selama empat sampai lima tahun.
Prospek Karir Jurusan Pendidikan Dokter
Kalau kamu masuk jurusan pendidikan dokter dan udah mendapatkan gelar Dokter, kamu dapat memiliki karir sebagai Dokter Umum di berbagai klinik dan rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta.
Namun, kalau kamu ingin membuka praktik sendiri, kamu harus mengurus SIP terlebih dahulu. Bila kamu tertarik memiliki karir sebagai dokter spesialis tertentu seperti Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah (Sp.JP) atau Spesialis Anak (Sp.A) atau Spesialis Penyakit Dalam (Sp.PD), kamu harus mengambil program Pendidikan Dokter Spesialis.
Nah, itulah ulasan mengenai jurusan Pendidikan Dokter dan prospek karir jurusan Pendidikan Dokter.
Bagi kamu yang ingin masuk jurusan Pendidikan Dokter dan mau persiapan UTBK kamu semakin matang, kamu bisa unduh aplikasi bimbel online Pahamify dan cobain fitur super canggih Pegasus dari Pahamify.
Kamu bisa cek informasi mengenai fitur Pegasus di sini. Tunggu apalagi? Buruan unduh aplikasi Pahamify sekarang juga!
Penulis: Salman Hakim