Close

August 20, 2021

Sosiologi Kelas 11: Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian

Materi Sosiologi Tentang Konflik Kekerasan dan Perdamaian

Apa kabar Pahamifren? Semoga kamu sehat selalu ya. Kali ini, Mipi mau mengajak kamu mengulas Materi Sosiologi Tentang Konflik, Kekerasan dan Perdamaian nih. Yuk, baca Materi Sosiologi Kelas 11 ini sampai selesai ya!

Apa Itu Konflik?

Sebelum lebih jauh, mari kita bahas dulu tentang pengertian konflik. Adakah di antara kamu yang sudah tahu apa itu konflik? Ya, betul sekali, secara etimologis, kata konflik berasal dari bahasa Latin “con” dan “figere”. 

Kata “con” memiliki arti bersama, sementara “figere” memiliki arti memukul. Dalam KBBI, entri “konflik” didefinisikan sebagai percekcokan; perselisihan; pertentangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa konflik adalah sebuah kondisi saat ada dua atau lebih pandangan, keinginan, kepercayaan, kepentingan, nilai, atau kebutuhan yang berbeda, berseberangan, tidak sejalan, atau tidak selaras. 

Dalam materi Sosiologi tentang konflik, kata ini lebih diartikan sebagai sebuah proses sosial  yang terjadi antara dua orang atau kelompok, yang berusaha saling menyingkirkan satu sama lain dengan cara membuat seseorang atau kelompok lainnya tidak berdaya atau bahkan dengan menghancurkan orang atau kelompok tersebut. 

Konflik biasanya timbul dari adanya perbedaan-perbedaan dalam kehidupan, seperti perbedaan fisik, kebudayaan, nilai, kepentingan, emosi, kebutuhan, atau pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam masyarakat. Perbedaan-perbedaan dalam tersebut dapat memuncak menjadi konflik sosial saat sistem sosial masyarakatnya tidak dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat tersebut.

Seperti yang terjadi di sekitar kita, konflik memang tidak dapat dihindari dari dinamika kehidupan sosial. Dalam teori konflik, kondisi masyarakat yang plural memang akan terjadi ketidakseimbangan distribusi kekuasaan (authority), sehingga akan selalu ada kelompok-kelompok sosial yang saling bersaing dalam merebut pengaruh dalam suatu masyarakat. 

Dari persaingan tersebut kemudian akan muncul kelompok yang paling berkuasa atas kelompok-kelompok lainnya. Kelompok paling berkuasa dan berpengaruh biasanya bersifat elit, sehingga dapat membuat peraturan-peraturan yang sifatnya lebih membela kepentingan kelompoknya sendiri.  

Peraturan-peraturan yang dibuat oleh kelompok yang berkuasa ini dapat berupa hukum yang mengikat kelompok-kelompok sosial lainnya agar tetap patuh. Persaingan antara dua atau lebih kelompok-kelompok sosial inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya konflik sosial di masyarakat.

Pengertian Konflik Menurut Para Ahli

Pada materi sosiologi tentang konflik, kamu akan mempelajari kenapa konflik bisa terjadi di masyarakat.

Nah, agar kamu lebih paham tentang materi sosiologi tentang konflik dan kekerasan, berikut adalah beberapa pengertian konflik menurut para ahli:

  • Alo Liliweri mendefinisikan konflik sebagai bentuk pertentangan alamiah yang dihasilkan oleh individu atau kelompok karena mereka yang terlibat memiliki perbedaan sikap, kepercayaan, nilai, atau kebutuhan.
  • De Moor berpendapat bahwa dalam suatu sistem sosial dapat dikatakan terdapat konflik apabila para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran.
  • Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin menilai bahwa istilah “conflict” dalam bahasa aslinya memiliki arti perkelahian, peperangan, atau perjuangan yang berupa konfrontasi fisik antara beberapa pihak.
  • Lewis A. Coser menjelaskan bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, bermaksud untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.
  • M.Z. Lawang mendefinisikan konflik sebagai perjuangan untuk memperoleh nilai, status, dan kekuasaan ketika tujuan pihak-pihak yang berkonflik tidak hanya mendapatkan keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
  • Robert M. Z. Lawang berpandangan bahwa konflik adalah sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya. Tujuan dari mereka berkonflik tidak hanya untuk memperoleh kemenangan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya atau lawannya.
  • Soerjono Soekanto mendefinisikan konflik sebagai suatu proses sosial orang per orang atau kelompok manusia yang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan.

Penyebab Konflik

Konflik dapat terjadi karena beberapa hal, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Adanya perbedaan sistem nilai dan sistem norma di antara kelompok-kelompok sosial yang ada di masyarakat
  • Adanya perbedaan pandangan di antara dua orang atau lebih yang berkenaan dengan persoalan prinsip
  • Adanya benturan kepentingan terhadap suatu hal atau objek yang sama
  • Adanya perselisihan paham yang menimbulkan emosi di antara kedua belah pihak
  • Adanya perbedaan kepentingan politik, baik yang bersifat lokal, nasional, ataupun internasional

Bentuk-Bentuk Konflik 

Sebagai bentuk interaksi sosial, konflik dapat memiliki berbagai bentuk. Berikut adalah beberapa bentuk konflik yang sering terjadi di masyarakat:

Konflik Individu

Kamu pasti pernah berselisih dengan teman atau adik kamu karena permasalahan tertentu, kan? Entah itu karena perbedaan pendapat dengan teman kamu atau karena kamu dan adik kamu berselisih karena ingin melakukan hal yang berbeda.

Misalnya, jika kamu ingin menonton pertandingan badminton sementara adik kamu ingin menonton film kartun favoritnya. Nah, perselisihan antara kamu dengan teman atau adik kamu inilah yang disebut sebagai konflik individual. 

Konflik ini terjadi saat ada benturan kepentingan, keinginan, kebutuhan, tujuan hidup, pendirian, sikap, atau keyakinan antarindividu. Individu yang terlibat konflik ini tidak melibatkan kelompok dan masyarakat, sehingga konflik yang terjadi di antara mereka tidak menimbulkan konflik yang lebih besar seperti konflik antarkelompok atau antargolongan.

Konflik individu juga dapat terjadi dalam diri seseorang saat ia harus menjalankan peran yang dimilikinya. Saat seseorang menjalankan peran yang dimilikinya, ia tidak berkonflik dengan orang lain, melainkan dengan dirinya sendiri. 

Contoh konflik karena peran tunggal adalah saat seorang dokter terjun di medan perang, ia memiliki sumpah dan kewajiban untuk menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongannya, sekalipun korban perang yang sedang ia tangani berasal dari pihak musuh yang sudah menewaskan rekan dokternya.

Dalam kondisi ini, dokter tersebut merasakan konflik dalam dirinya saat menolong korban perang tersebut sesuai dengan peran tunggalnya sebagai seorang dokter. 

Konflik Antarkelas atau Antargolongan Sosial

Menurut Karl Marx, masyarakat merupakan himpunan dari beberapa kelas dan kelompok sosial yang memiliki kepentingan dan kebutuhan hidup masing-masing. Perbedaan kepentingan dan kebutuhan inilah yang kemudian membuat kelas dan kelompok acapkali terjebak dalam konflik. 

Konflik yang terjadi di antara kelas sosial disebut sebagai konflik vertikal karena kelas borjuis menduduki kelas sosial yang lebih tinggi dari kelas proletar. Sementara konflik yang terjadi di antara kelompok sosial disebut konflik horizontal karena kelompok-kelompok tersebut tidak berada dalam struktur yang berjenjang. 

Contoh dari konflik antarkelas adalah konflik di antara kelas pemilik modal (borjuis) dengan kelas buruh (proletar). Konflik ini berakar dari prinsip dan dasar pemikiran ekonomis kelas borjuis yang berusaha menekan pengeluaran demi mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Penerapan prinsip ini seringkali mengorbankan kepentingan dan kebutuhan hidup kelas proletar karena buruh hanya dianggap sebagai salah satu faktor dalam proses produksi. 

Hak-hak para buruh seringkali tidak dihargai, seperti kesejahteraan sosial, pelayanan kesehatan, cuti hamil untuk pekerja perempuan, kelayakan upah minimum, keamanan dan keselamatan kerja, dan tunjangan pensiun. 

Saat keluhan para buruh tidak dipenuhi, para buruh biasanya akan melakukan aksi mogok kerja atau aksi demonstrasi untuk menuntut kepentingan yang mereka perjuangkan. Konflik antarkelas ini akan semakin meningkat apabila kondisi ekonomi negara sedang mengalami kemunduran karena perusahaan turut mengalami kemunduran, sementara harga kebutuhan hidup meningkat dan para buruh menuntut peningkatan kesejahteraan mereka.

Dalam konflik antargolongan sosial, kelompok-kelompok yang terlibat konflik dapat terjadi secara terbuka maupun secara tertutup. Contoh dari konflik antargolongan ini adalah konflik antara kelompok pecinta lingkungan dengan kelompok perambah hutan, kelompok supir angkutan kota dengan kelompok supir bus, konflik antara kelompok petani dengan kelompok pedagang. Konflik-konflik tersebut lebih sering terjadi karena adanya perbedaan kepentingan. 

Konflik Rasial

Pada dasarnya konflik rasial termasuk ke dalam konflik antargolongan karena himpunan orang-orang yang memiliki ras sama merupakan salah satu jenis kelompok sosial. Konflik rasial biasanya terjadi saat kedua kelompok ras yang berbeda berselisih, baik karena adanya kepentingan ataupun perbedaan kebudayaan dan perbedaan fisik di antara mereka. 

Salah satu contoh konflik rasial adalah politik apartheid yang terjadi di negara-negara Barat. Dalam politik ini, kelompok masyarakat berkulit putih merasa dirinya lebih superior dibandingkan dengan kelompok masyarakat berkulit hitam. 

Akibat dari perasaan superior masyarakat berkulit putih ini, masyarakat berkulit hitam sering mengalami diskriminasi karena dianggap sebagai warga negara kelas dua yang hak-haknya secara yuridis seringkali diabaikan. 

Konflik Politik

Tak hanya terjadi pada antar golongan dan ras, dalam materi Sosiologi tentang konflik, dibahas juga konflik yang terjadi karena politik. Karena, politik merupakan salah satu sumber utama timbulnya konflik dalam masyarakat.

Konflik politik ini terjadi karena pada dasarnya politik adalah seni mengelola kekuasaan, sehingga dalam konflik ini terjadi pertarungan yang berkutat mengenai siapa yang memperoleh sesuatu, kapan diperoleh, dan bagaimana kekuasaan tersebut dapat didapat, dipertahankan, dan diperebutkan.

Secara sederhana, konflik politik adalah pertentangan di antara dua orang atau lebih (kelompok) dalam rangka memiliki kekuasaan dan pengaruh. Hal-hal yang diperebutkan dalam konflik politik ini dapat berupa kekuasaan, pemegang rancangan undang-undang, kebijakan, dan kekuasaan negara.

Konflik Internasional

Konflik internasional merupakan konflik yang melibatkan beberapa negara dikarenakan perbedaan kepentingan di antara negara-negara yang terlibat konflik. Dalam sejarah dunia, banyak sekali kasus konflik internasional yang berawal dari konflik dua negara yang kemudian menjadi konflik internasional karena masing-masing negara yang bertikai mencari dukungan negara-negara lainnya, yang memiliki kepentingan yang sama mengenai masalah yang sedang terjadi. Contoh dari konflik internasional ini adalah Perang Dunia I, Perang Dunia II, ataupun konflik antara Palestina dengan Israel.

Apa Itu Kekerasan?

Nah, setelah kamu memahami apa itu konflik, dalam materi konflik dan kekerasan selanjutnya Mipi akan membahas apa itu kekerasan. Kekerasan merupakan bentuk lanjutan dari konflik sosial. Dalam KBBI, entri “kekerasan” didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. 

Bentuk kekerasan meliputi perkataan, tindakan, sikap, dan berbagai struktur atau sistem yang dapat menyebabkan kerusakan pada diri seseorang (baik secara fisik atau mental) dan lingkungan. Segala bentuk tindakan atau perkataan yang dapat menghalangi seseorang menggali potensinya pun dapat disebut sebagai kekerasan.

Kekerasan dibagi menjadi dua bentuk, yaitu kekerasan langsung (direct violence) dan kekerasan tidak langsung (indirect violence). Contoh dari kekerasan langsung adalah tindakan mencelakai atau melukai orang dengan sengaja, membunuh, atau memperkosa.

Sementara, contoh dari kekerasan tidak langsung adalah tindakan-tindakan mengekang, memfitnah, mengintimidasi, meneror orang lain, serta mengurangi atau meniadakan hak seseorang.

Konflik dan kekerasan memang dua hal yang berbeda, tetapi memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan, Pahamifren. Dari pengertian konflik yang merupakan perselisihan atau persengketaan antara dua orang atau lebih yang kedua belah pihak tersebut memiliki keinginan untuk saling menjatuhkan atau menyisihkan atau menyingkirkan atau mengalahkan, konflik sebenarnya tidak perlu berwujud kekerasan. 

Namun, kekerasan biasanya terjadi karena adanya konflik di antara dua orang atau lebih. Kekerasan dapat terjadi saat kedua belah pihak, baik individu atau kelompok, tidak dapat menyelesaikan konflik di antara mereka dan terbawa emosi untuk menyelesaikan konflik dengan cara kekerasan.

Pengertian Kekerasan Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian kekerasan menurut para ahli yang dapat membantu pemahaman kamu mengenai kekerasan:

  • Black mendefinisikan kekerasan sebagai pemakaian kekuatan yang tidak adil dan tidak dapat dibenarkan.
  • Colombijn mendefinisikan kekerasan sebagai perilaku yang melibatkan kekuatan fisik dan dimaksudkan untuk menyakiti, merusak, atau melenyapkan seseorang atau sesuatu.
  • James B. Rule berpendapat bahwa kekerasan merupakan manifestasi naluri bersama atau gerakan naluri primitif yang merupakan kondisi-kondisi tindakan massa.
  • Abdul Munir Mulkhan mendefinisikan kekerasan sebagai sebuah tindakan fisik yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk melukai, merusak, atau menghancurkan orang lain atau harta benda dan segala fasilitas kehidupan yang merupakan bagian dari orang lain tersebut.
  • Stuart dan Sundeen berpendapat bahwa perilaku kekerasan dan tindak kekerasan merupakan ungkapan perasaan marah dan permusuhan yang mengakibatkan hilangnya kontrol diri, yang mengakibatkan individu dapat berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
  • Soerjono Soekanto mendefinisikan kekerasan sebagai penggunaan kekuatan fisik secara paksa terhadap orang atau benda. Adapun kekerasan sosial adalah kekerasan yang dilakukan terhadap orang atau barang karena orang atau barang tersebut termasuk dalam kategori sosial tertentu. 
Sosiologi - Masalah Sosial di Masyarakat. Pada materi sosiologi tentang konflik, kamu juga diajak mengenal tentang penyebab kekerasan.

Penyebab Kekerasan

Penyebab kekerasan ada bermacam-macam, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Individu tidak dapat mengendalikan emosi dirinya
  • Adanya permasalahan yang memancing permusuhan
  • Adanya prasangka buruk dari seseorang atau satu kelompok terhadap individu lainnya atau kelompok lainnya
  • Adanya keinginan manusia dalam mendapatkan prestasi
  • Kontrol sosial yang sudah tidak berfungsi dalam mengendalikan persaingan yang terjadi di masyarakat

Akibat Konflik dan Kekerasan

Bagaimana Pahamifren, sudah paham kan pembahasan materi Sosiologi tentang Konflik dan kekerasan ini? Nah, kira-kira, apa sih akibat yang ditimbulkan dari konflik dan kekerasan?

  • Perubahan kepribadian pada diri seseorang. 
  • Semakin kuatnya rasa solidaritas kelompok (in-group feeling) atau retak dan goyahnya suatu kelompok sosial. 
  • Timbulnya korban jiwa serta hancurnya harta benda
  • Akomodasi, dominasi, serta takluknya salah satu pihak yang bertikai

Perdamaian

Konflik dan kekerasan menimbulkan kondisi yang tidak menyenangkan bagi kedua belah pihak, terutama bagi pihak yang mengalami kekalahan. Konflik dan kekerasan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa serta hancurnya harta benda di kedua belah pihak yang bertikai. 

Oleh karena itu, perdamaian menjadi hal yang sangat penting dalam dinamika kehidupan sosial. Perdamaian merupakan istilah yang merujuk pada suatu kondisi yang tenang, tidak adanya kekerasan, harmoni, keamanan, kerukunan, keserasian, dan adanya saling pengertian di masyarakat. 

Setiap manusia pasti mengharapkan kedamaian dan rasa aman, baik secara fisik maupun jiwa, dalam hidupnya. Namun, dalam memahami perdamaian, perdamaian bukan saja dinilai sebagai sebuah kondisi atau keadaan tanpa peperangan. 

Perdamaian dapat terlihat melalui jalinan hubungan baik antar individu, antar kelompok, antar lembaga, ataupun antarnegara yang mampu menghargai pluralitas dalam masyarakat dan dunia, menghargai adanya keberagaman nilai, serta mendorong terjadinya pengembangan potensi manusia secara utuh. 

Nah, itu dia pembahasan Materi Sosiologi tentang konflik, kekerasan, dan perdamaian. Semoga artikel ini menambah pemahaman kamu mengenai materi tersebut, ya. Buat kamu yang ingin mendapatkan akses materi belajar menarik lainnya, kamu bisa mengunduh aplikasi bimbingan belajar online Pahamify di sini.

Khusus buat kamu yang ingin mempersiapkan diri menghadapi UTBK, kamu bisa mengikuti try out online gratis dari Pahamify di tautan ini. Jangan lupa juga untuk melihat informasi promo menarik lainnya di https://pahamify.com/promo/, ya.

Penulis: Salman Hakim Darwadi 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *