Kamu kalau belajar suka nunggu mood dulu baru belajar atau enggak? Rasanya emang enakan begitu, ya? Masalahnya kalau kamu belajar tapi enggak mood, yang ada malah jadi susah fokus dan akhirnya jadi susah menyerap materi pelajaran yang lagi dipelajari. Kalau udah begitu, lebih baik kita batalin dulu belajarnya dan nunggu mood oke, ya?
Tapi gak bagus kalau pola belajar kita begini terus. Kalau mood belajar yang kita tunggu-tunggu ternyata enggak dateng-dateng, akhirnya kita jadi enggak belajar sama sekali. Kalau udah gitu, yang ada nanti kita banyak ketinggalan materi pelajaran dan akhirnya nilai rapor kita jadi jelek dan kita bisa terancam gak naik kelas. Bahaya banget, kan?
Nah, kalau kamu punya masalah dengan pola belajar yang mesti nunggu mood dulu, Pahamify punya solusinya, nih. Kebetulan masalah ini juga pernah dibahas sama Kak Fikri di salah satu utasnya di twitternya. Dalam utas tersebut, Kak Fikri mengingatkan kalau pola pikir kita yang menganggap belajar itu butuh mood dulu, supaya belajar kita bisa fokus dan efisien itu salah banget, Pahamifren!
Kak Fikri mengingatkan kalau pola pikir kita yang menganggap belajar itu butuh mood dulu, supaya belajar kita bisa fokus dan efisien itu salah banget, Pahamifren!
Masalahnya kalau kita belajar mesti berdasarkan mood, selain enggak tahu pasti kapan moodnya bakalan dateng, kita juga gak pernah tahu apakah selama belajar, mood kita bakalan konstan atau meningkat atau malah menurun. Misalnya, nih, kamu targetin untuk belajar selama satu jam. Pada awalnya, dengan mood yang lagi bagus itu pasti belajarnya jadi enak banget. Tapi bisa aja, mendadak, setelah setengah jam kamu belajar, moodnya jadi menurun atau jelek gara-gara satu atau lain hal. Kalau udah begini, akhirnya kamu juga jadi males buat lanjut belajar. Target waktu dan target materi pelajaran yang mau dikuasai juga jadi buyar dan enggak terpenuhi.
Untuk mengatasi masalah mood yang tidak pasti ini, Kak Fikri menyimpulkan bahwa yang sebenarnya kita butuhkan saat belajar adalah cara untuk membuat mood kita terus meningkat. Kalau kita sudah bisa membuat mood belajar kita terus meningkat, yang tadinya susah buat mulai belajar, bisa jadi malah akan susah buat berhenti belajar. Cara yang serupa juga sebenarnya dipraktekkan dalam desain media sosial. Kamu pasti pernah ngalamin pas kamu udah mau tidur, tapi gara-gara kamu iseng buka media sosial, eh, kamu malah nemu sesuatu yang bikin kamu penasaran. Alhasil, kamu malah jadi keasyikan baca utas, stalking temen mantan kamu, buka satu akun ke akun lainnya, liat-liat meme, dan lain-lain. Tanpa sadar kamu udah ngabisin waktu dua jam aja buat buka media sosial kamu, padahal sebelumnya kamu ngantuk.
Dari situ kamu mungkin bisa menyadari kalau sebenarnya saat membuka media sosial, main game, atau bahkan saat mengobrol dengan teman atau keluarga kamu, kesemuanya itu memiliki satu kesamaan. Dalam ketiga kegiatan tersebut, kamu sebenarnya dalam kondisi memproses informasi dan pengetahuan baru yang kamu dapatkan dan mencoba mengaplikasikannya. Nah, hal ini mirip-mirip dengan belajar, kan? Kamu awalnya penasaran dengan apa yang sedang kamu pelajari, setelah kamu yakin kamu paham, kamu mulai mencoba mengaplikasikannya dalam soal-soal latihan yang kamu kerjakan kemudian.
Jadi, ternyata ada hubungan timbal balik antara motivasi (atau dalam hal ini, mood) dengan proses belajar. Kalau mood kita bagus, bawaannya kita jadi pengen belajar. Sebaliknya, kalau kita belajarnya lancar dan materi pelajarannya enggak bikin kita frustasi, maka mood kita juga akan terus meningkat. Nah, untuk bisa mendapatkan hubungan timbal balik antara mood dan belajar ini, Kak Fikri menyimpulkan, kuncinya adalah kita harus mulai belajar dengan memahami dan mengerjakan materi pelajaran yang menurut kita mudah dan sederhana, yang hasilnya dapat kita lihat setelah lima menit belajar. Dengan memulai belajar dari materi pelajaran yang bisa kita pahami dengan baik atau mudah, kita jadi memiliki rasa sukses dalam diri kita. Rasa sukses atau keberhasilan kita dalam memahami dan mengerjakan materi pelajaran yang kita bisa ini, dapat membantu meningkatkan mood kita selama proses belajar berlangsung. Dengan demikian, kita juga jadi punya rasa nagih terhadap perasaan sukses saat kita belajar.
Menurut Kak Fikri, bisa dibilang ini adalah “mood programming”. Ada trik-trik psikologi semacam ini yang bisa kita gunakan dalam proses belajar kita. Ibaratnya kita seolah menipu diri sendiri kalau kita sedang mood belajar, yang pada akhirnya kita jadi benar-benar mood belajar. Dengan belajar memahami dan mengerjakan materi pelajaran yang mudah, tubuh kita akan salah mengartikan kalau kita memang sedang mood belajar—padahal tadinya, kan, tidak. Nanti kalau mood belajar kita sudah mulai meningkat, mulailah mempelajari atau mengerjakan materi pelajaran yang memang paling penting untuk kamu pelajari. Dengan begitu, perlahan kamu akan terbiasa buat enggak mesti nunggu mood lagi untuk mulai belajar.
Tapi dalam melakukan hal ini, Kak Fikri juga menekankan kalau kamu juga mesti ingat energi mental kamu terbatas. Semakin lama waktu belajar kamu, perlahan kamu akan merasa laper, otak kamu mulai lelah mikir, dan akhirnya kamu enggak akan bisa fokus lagi. Jadi, kamu harus bisa menentukan sasaran belajar kamu selama melakukan mood programming ini.
Dari penjelasan di atas, kamu udah mulai bisa paham, kan, kalau sebenarnya kita enggak punya alasan untuk menunggu mood dulu untuk mulai belajar? Karena sebenarnya belajar itu sendiri bisa meningkatkan mood kita, kalau kita memulai belajar dari materi pelajaran yang mudah. Jadi intinya, kita mesti mulai aja dulu belajarnya, enggak usah nunggu mood segala.
Nah, setelah kamu membiasakan diri untuk mulai belajar tanpa menunggu mood dengan bantuan mood programming, hal penting lainnya yang perlu kamu lakukan adalah membentuk konsistensi (atau kebiasaan) dan sistem belajar kamu. Berdasarkan pengalaman pribadi Kak Fikri selama kuliah, kalau kita tidak membentuk konsistensi dan sistem belajar kita, yang ada performa kita enggak akan meningkat. Padahal dua hal ini penting kita lakukan untuk mendapatkan momen belajar yang terus-menerus terjaga.
Karena menurut Kak Fikri, kalau kita sudah terbawa momen belajar, kita sudah enggak butuh motivasi dan enggak butuh kekuatan tekad lagi. Kita sudah otomatis bakalan terus belajar. Dengan membangun konsistensi dan sistem belajar, pada akhirnya sistem itulah yang mengatur kita tetap dalam mode produktif belajar. Tidak peduli mood ada atau enggak ada, kita sudah berada di sebuah kapal yang mengantarkan kita ke tujuan kita belajar.
Sekarang kamu pikirin, deh, sesusah-susahnya materi pelajaran Matematika, pada dasarnya isinya cuma tambah, kurang, kali, dan bagi. Semua yang kompleks pada dasarnya dibangun dari batu bata sederhana. Jadi, kalau kamu bisa konsisten dan membentuk sistem belajar yang bagus, semua yang sulit pada akhirnya akan terasa mudah, karena dasar-dasar penyelesaiannya sudah kamu pahami
Nah, oleh karena itu, Kak Fikri juga menekankan pentingnya menentukan tujuan belajar kita, misalnya untuk meraih rangking pertama di kelas atau lolos SBMPTM dan masuk jurusan dan perguruan tinggi yang kita incar. Dengan menentukan tujuan atau goals kita, kita bisa mengetahui bagaimana cara kita mencapai tujuan kita tersebut. Kalau kita ragu dengan tujuan atau goals kita belajar itu apa, yang ada kita jadi enggak bisa mendesain sistem belajar kita. Kalau sudah begini, saat kita gagal, kita malah bakalan terpuruk. Padahal dalam hidup memang akan selalu ada hari buruk dan hari baik. Hal yang paling penting untuk dilakukan adalah kita harus menjalani hari-hari kita dengan sebaik-baiknya karena waktu yang kita miliki terbatas.
Misalnya, kalau waktu kita cuma enam puluh hari lagi untuk bisa lolos SBMPTN, tapi kita malah membuang waktu sehari atau dua hari tanpa belajar, kita akan rugi karena tidak ada progres dalam proses belajar kita. Jadi, lebih baik kita mencicil belajar setiap hari, walau hanya sebentar, tapi lama-kelamaan ilmu pengetahuan yang kita miliki semakin meningkat.
Karena pada dasarnya, ilmu pengetahuan kita pun berkembang secara eksponensial alias meningkat secara berlipat atau berpangkat. Sekarang kamu pikirin, deh, sesusah-susahnya materi pelajaran Matematika, pada dasarnya isinya cuma tambah, kurang, kali, dan bagi. Semua yang kompleks pada dasarnya dibangun dari batu bata sederhana. Jadi, kalau kamu bisa konsisten dan membentuk sistem belajar yang bagus, semua yang sulit pada akhirnya akan terasa mudah, karena dasar-dasar penyelesaiannya sudah kamu pahami.
Nah, kalau tujuan kamu adalah lolos SBMPTN, tapi kamu malah malas belajar karena enggak mood, kamu mesti ingat kalau di seluruh Indonesia ini ada siswa lain yang disiplin belajar. Siswa tersebut mungkin IQ-nya biasa aja, sekolahnya juga bukan sekolah unggulan, tapi dia konsisten kepingin masuk jurusan dan perguruan tinggi yang kalian sama-sama incar. Sementara kamu yang memiliki IQ di atas siswa tersebut dan bersekolah di sekolah unggulan, enggak disiplin belajar setiap hari karena mengandalkan mood kamu. Kalau sudah begini, akhirnya bisa ditebak, kan, kalau siswa tersebutlah yang bakalan berhasil masuk jurusan dan perguruan tinggi yang sama-sama kalian incar?
Jadi, jangan ragu buat belajar setiap hari, mau mood atau enggak, yang penting hari ini harus sedikit lebih baik, sedikit lebih pinter, dan sedikit lebih rajin dari hari kemarin. Kamu tau, enggak, bedanya orang yang konsisten untuk lebih baik 1% setiap harinya dengan orang yang mengalami kemunduran 1% selama enam puluh hari itu sebesar apa? Bedanya bisa 3.32 kali lipat! Di sinilah pentingnya membangun konsistensi dan kebiasaan belajar.
(Baca juga: Mengenal Fitur Pahamify – Fitur Belajar)
Nah, kalau kamu belum pernah meneliti kebiasaan belajar kamu, kamu bisa melakukannya di fitur Belajar Cara Belajar aplikasi Pahamify yang lagi ada promo diskon 90% sampai tanggal 31 Juli 2020. Dalam fitur tersebut, kamu juga bisa ngecek apakah benar kalau kamu lagi enggak mood, tapi kamu paksakan buat belajar, kamu bakalan enggak paham materi pelajaran yang sedang kamu pelajari? Jadi udah, deh, buruan kamu unduh aplikasi Pahamify di HP kamu, sekarang juga!