Close

November 6, 2020

Geografi Kelas XII: Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jarak Jauh, dan Sistem Informasi Geografis 

Pemanfaatan peta sebagai komponen penginderaan jauh dalam sistem informasi geografis.

Pahamifren pasti pernah buka Google Map kan? Sekarang kamu lebih mudah membuka peta digital seperti Google Map ini lewat ponsel. Sebagai komponen penginderaan jauh, peta dapat memberikan kamu informasi geografis yang akurat. Namun, bagaimana jika kamu berada di lokasi yang nggak ada sinyal? Dan satu-satunya petunjuk yang bisa kamu gunakan adalah peta konvensional? 

Jangan panik, yuk cari tahu tentang fungsi peta, cara penggunaan dan penjelasan lebih lengkap mengenai komponen penginderaan jarak jauh di artikel ini.

Fungsi Peta Sebagai Komponen Penginderaan Jauh

Sebelum lebih jauh, di materi Geografi Kelas 12 ini, Mipi akan mengajak kamu untuk mengetahui fungsi peta. Secara umum, peta merupakan gambaran permukaan bumi yang ditampilkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. Ada beberapa fungsi atau kegunaan peta, yaitu:

Sebagai komponen penginderaan jauh, peta berfungi menunjukkan lokasi dan koordinat suatu objek.

Menunjukkan Posisi dan Lokasi

Peta berfungsi untuk menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat dari tempat lain di permukaan bumi. Lokasi suatu tempat dari tempat lain di permukaan bumi ini biasa disebut sebagai lokasi relatif. Nah, saat membaca peta, kamu bisa mengetahui lokasi relatif dari suatu wilayah yang kamu lihat di peta.

Memberi Gambaran Permukaan Bumi

Sebagai salah satu komponen penginderaan jarak jauh yang penting, peta memberikan gambaran mengenai bentuk-bentuk yang ada di permukaan bumi. Misalnya bentuk lautan atau bentuk pegunungan dalam bentuk dimensi. Kamu bisa membaca bentuk-bentuk permukaan bumi melalui simbol warna yang berbeda-beda.

Memberi Data Potensi Daerah

Peta menyajikan data mengenai potensi suatu daerah. Potensi yang dimaksud bisa berupa potensi daerah rawan banjir atau peta potensi daerah yang mengalami kekeringan.

Menunjukkan Ukuran, Luas dan Jarak

Peta dapat memberitahu kita ukuran karena dengan peta, luas daerah dan jarak-jarak di permukaan bumi dapat diukur. Misalnya saat kamu mau mengetahui jarak sebenarnya dua lokasi, kamu dapat menghitungnya dengan membandingkan skala dua lokasi tersebut di peta.

Cara Membaca Peta

Seperti yang dijelaskan di awal, terkadang kita harus menggunakan peta konvensional untuk mencari lokasi atau mengetahui posisi. Tapi bagaimana cara membacanya ya? Ada beberapa cara membaca peta yang bisa kamu gunakan antara lain:

Parallel dan Meridian

Paralel dan meridian sering juga disebut sebagai lintang dan bujur. Paralel dan meridian merupakan satu di antara metode penentuan lokasi yang sistematis dan tertua di dunia Pahamifren. Metode pembacaan peta ini didasarkan pada sistem koordinat geografis, yang kalau ditulis akan seperti ini:

Sumber Gambar: Dosenpendidikan.com

Sistem koordinat geografis ini terbentuk dengan menggambar seperangkat lingkaran timur-barat di seluruh dunia, yang sejajar dengan khatulistiwa dan seperangkat lingkaran utara-selatan yang melintasi khatulistiwa dengan sudut-sudut yang tepat dan menyatu di Kutub. Dengan demikian akan terbentuk jaringan garis referensi untuk menemukan titik-titik lokasi di permukaan bumi.

Parallel atau lintang adalah garis yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Jadi arahnya timur-barat, lalu lintang ini akan melingkar semakin ke kutub, semakin kecil lingkarannya. Kalau meridian atau bujur adalah garis yang menghubungkan Kutub Utara dengan Kutub Selatan. Garis meridian ini juga membentuk lingkaran, tapi besar lingkarannya sama semua.

Arah dan Jarak Dalam Kuadran

Lokasi bisa ditentukan dengan mengacu pada arah dan jarak dari suatu tempat. Acuan arah dan jarak ini sering kamu temukan di kehidupan kamu sehari-hari Pahamifren. Saat kamu bertanya pada orang mengenai lokasi suatu tempat, biasanya orang yang kamu tanya itu akan memberitahu tempat yang kamu cari itu ada di sebelah mana, kamu harus mengambil jalan yang mana saja, patokan tempat tersebut dekat apa saja, dan jaraknya kurang lebih berapa meter atau kilometer dari tempat kamu dan orang tersebut berada. 

Nah, kalau dalam peta, arah dan jarak tersebut diterapkan dengan menentukan sudut azimuth dan back azimuth, juga letak suatu lokasi berdasarkan jarak lokasi tersebut terhadap lokasi awal. Apa itu azimuth?

Ilustrasi Menentukan Azimuth. Sumber Gambar: Pramukaria.blogspot.co.id

Azimuth juga sering disebut sebagai sudut kompas, yaitu besar sudut yang ada di antara satu titik dengan arah utara pengamat, yang dihitung searah jarum jam. Misalnya, jika kamu membidik sebuah objek menggunakan kompas, kamu akan mendapatkan sudut yang tercipta di antara objek dengan arah utara kamu. Nah, sudut itulah yang dinamakan azimuth.

Jarak dan Jarak Dalam Koordinat Kartesius

Koordinat kartesius menggunakan sumbu horizontal x dan sumbu vertikal. Cara membaca peta yang satu ini digunakan pada jarak yang diambil dari sumbu x dan y. Misalnya nih, kamu mau mengetahui lokasi kota Bekasi kalau dilihat dari kota Bogor, maka kamu tinggal gambar koordinat kartesius mulai dari kota Bogor. 

Kamu harus mencari jarak dari sumbu x dan sumbu y. Dari situ akan ketahuan jarak dari x dan y itu berapa. Misalnya, kalau kita dapat x itu 3 cm dan dari y 7 cm, kita bisa menyajikan kalau lokasi kota Bekasi kalau dari Bogor itu adanya di titik (3,7).

Arah dan Arah

Dalam menentukan arah, ada dua cara yang bisa kamu gunakan, yaitu dengan menggunakan resection dan dengan menggunakan kompas. Resection kamu gunakan untuk menemukan lokasi pengamat peta dengan menentukan sudut bearing dari dua lokasi yang sudah diketahui dengan baik di peta. Semakin banyak lokasi pengamat peta yang sudah diketahui, maka semakin akurat lokasi tempat pengamat tersebut berada. 

Tentukan minimal dua lokasi yang sudah diketahui atau gampang dikenali, seperti gunung, bangunan, atau belokan sungai. Jadi, setelah kamu menentukan dua patokan tersebut, barulah kamu bisa menggunakan kompas. Gunakan kompas kamu untuk menghitung sudut azimuth (sudut bidikan dari kompas) lokasi-lokasi yang kamu jadikan patokan tadi dan arahkan kompas kamu ke patokan tersebut.

Pengolahan Citra Penginderaan Jarak Jauh

Manfaat proses pemetaan sebagai komponen penginderaan jauh adalah, untuk mendapatkan informasi mengenai suatu objek daerah atau fenomena, melalui analisis data yang didapatkan melalui alat, tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji. 

Nah, untuk melakukan fungsinya, penginderaan jarak jauh ini membutuhkan energi Pahamifren. Energi yang dibutuhkan penginderaan jarak jauh ini berbentuk energi elektromagnetik yang didapat dari matahari, yang nantinya akan sampai ke objek yang ada di permukaan bumi, seperti bangunan, jalanan, sungai, rerumputan, atau hutan. 

Dari objek tersebut, energinya akan memantul ke arah atmosfer dan pantulan tersebut akan ditangkap oleh sensor yang ada di satelit. Karena daya pantul atau reflektansi setiap objek berbeda, sensor pada satelit juga akan menangkapnya sebagai objek yang berbeda. Hasil tangkapan sensor satelit inilah yang disebut citra. 

Citra ini memperlihatkan objek-objek yang tertangkap di bumi. Misalnya nih, di peta ada objek berupa kotak-kotak. Tandanya objek kotak-kotak tersebut adalah bangunan-bangunan yang ada di suatu wilayah. Atau kalau ada garis yang melengkung-lengkung, itu bisa jadi jalan atau sungai. Ada juga bagian yang bentuknya petak-petak berwarna hijau, yang bisa jadi adalah persawahan.

Citra

Citra sendiri merupakan gambaran objek yang terlihat pada lensa kamera atau hasil cetakan. Jenis citra ada dua, yaitu citra foto dan citra nonfoto. Citra foto adalah citra yang dihasilkan oleh sensor kamera. 

Misalnya, foto kawasan desa yang tertangkap oleh sensor di satelit, terus foto desa tersebut terlihat dari langit. Sementara citra nonfoto adalah citra yang dihasilkan oleh sensor selain kamera, seperti sensor infrared yang bisa membaca temperatur di setiap wilayah. 

Hal penting yang perlu kamu pahami mengenai citra ini adalah, karena energi elektromagnetik yang memantul dari objek pasti melewati atmosfer dulu, pantulan elektromagnetik tersebut bisa saja terganggu sama awan, debu, atau partikel lainnya yang ada di atmosfer. 

Makanya, hasil tangkapan sensor harus diolah dulu saat citranya sudah sampai di stasiun yang ada di bumi, biar kualitasnya bisa diperbaiki atau dikoreksi dulu. Ini penting dilakukan supaya gambarnya lebih jelas, agar citra tersebut bisa dianalisis.

Pengolahan Citra

Untuk mengolah sebuah citra, ada empat proses yang harus dilakukan Pahamifren. Apa aja keempat proses tersebut? Kita bahas satu-persatu, yuk!

Preprocessing

Pertama-tama adalah preprocessing atau pra pengolahan data. Pada langkah ini, citra yang baru ditangkap satelit dikoreksi. Koreksi pada tahap ini ada berbagai macam Pahamifren. Ada koreksi geometrik yang berfungsi untuk mencocokkan lengkungan bumi dengan gerak sensor. Hal ini dilakukan agar citra sesuai dengan garis lengkungan yang ada di lapangan. 

Selain itu, ada koreksi georeferensi yang berfungsi untuk membentuk koordinat geografis. Jadi saat citra ditangkap, kita jadi bisa tahu lokasi suatu objek ada di koordinat mana. Koreksi georeferensi ini juga bisa digunakan untuk membuat overlay atau hamparan yang menunjukkan data tertentu. 

Ilustrasi Georeferensi menggunakan aplikasi Geographic Coordinat System. Sumber Gambar: Spasialkan.com

Misalnya, saat kita membutuhkan banyak data dari satu citra wilayah. Untuk mengetahui lebih detail tentang data badan air, tingkat kemiringan dan persebaran lahannya, dengan koreksi georeferensi, kita bisa membuat berbagai lapisan, yang masing-masing lapisan tersebut mewakili data yang dicari.

Kemudian ada yang namanya koreksi radiometrik, yang berfungsi untuk meningkatkan akurasi dari pantulan objek yang ditangkap oleh sensor. Dengan koreksi ini, awan atau debu yang mengganggu citra yang ditangkap oleh sensor bisa dihilangkan, jadi hasil tangkapan sensor akan terlihat lebih jelas.

Image Enhancement 

Setelah melakukan koreksi pada langkah preprocessing, langkah kedua yang harus dilakukan adalah image enhancement alias meningkatkan kualitas citra agar interpretasi dan analisisnya jadi lebih baik. Untuk melakukan proses ini, citra direduksi agar hasilnya tidak buram.

Selain itu, bisa juga dengan cara citranya diperbesar dan kontrasnya disesuaikan agar makin jelas mana objek yang mau ditunjukkan atau yang mau didapatkan datanya. Misalnya, saat kita mau menunjukkan vegetasi di sebuah wilayah, maka bagian tumbuhan yang terlihat pada citra diatur kontras warnanya, agar citra tumbuhan tersebut terlihat semakin jelas kalau wilayah tersebut adalah wilayah vegetasi di sebuah wilayah.

Transformation

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah transformasi citra. Dalam proses ini, kita harus menggabung-gabungkan pita spektrum yang sudah didapat. Jadi, setiap citra yang tertangkap sensor belum tentu menangkap keseluruhan wilayah alias hanya menangkap sebagian wilayah saja. 

Misalnya, saat kamu mengambil citra wilayah Kuta di Bali, ternyata tangkapan citra yang pertama hanya menangkap bagian pesisirnya saja. Kemudian tangkapan citra yang kedua hanya dapat daratan yang ada di dekat pesisir tersebut. Nah, dari kedua citra yang didapat tersebut, kita gabung-gabungkan sampai akhirnya membentuk wilayah yang ingin kita dapatkan. Dengan begitu, kita akan dapat citra wilayah Kuta di Bali secara utuh.

Image Clasification

Setelah citra yang sudah dikoreksi ditingkatkan kualitasnya dan digabung-gabungkan, langkah terakhir yang harus kita lakukan adalah membeda-bedakan citranya, lalu dikelompokkan ke kelas tertentu, sesuai dengan jenisnya. 

Sekarang, komponen penginderaan jauh bisa diproses melalui sistem informasi geografis digital yang canggih.

Untuk membedakan-bedakan citra ini dibutuhkan data tambahan agar proses pengelompokannya ada dasarnya. Proses pengelompokan ini menggunakan software di komputer, Pahamifren. Jadi setiap piksel yang terlihat pada gambar, dipisahkan berdasarkan nilai reflektansinya, kemudian dimasukkan ke kelas tertentu.

Dalam prosesnya, setiap piksel yang ada pada citra dikelompokkan ke kategori tertentu yang sudah diketahui. Sebelum proses ini dilakukan, kita harus memasukkan input ke komputer sebagai dasar kategori citranya. Jadi, dengan pengklasifikasian seperti ini, kita jadi bisa menggunakan citra sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, saat kita hanya ingin menganalisa jalan saja. 

Dengan begitu, tujuan dari pengklasifikasian citra adalah untuk mendapatkan peta tematik atau suatu gambaran yang terdiri dari objek tertentu saja. Dari pengklasifikasian begini, kita juga bisa melakukan monitor pada wilayah yang kebakaran.

Sekarang kamu sudah paham bagaimana caranya membaca peta sebagai komponen penginderaan jauh? 

Kalau kamu ingin mendalami materi pelajaran SMA dengan cara mudah dan menyenangkan, kamu bisa mengunduh aplikasi pelajaran SMA Pahamify. Di sana ada berbagai video belajar menarik dengan penjelasan yang mudah dipahami Pahamifen.

Jangan lupa juga untuk mengikuti materi pelajaran menarik lainnya di channel YouTube Pahamify ya.

Penulis: Salman Hakim Darwadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *