Kamu pasti pernah pergi ke kebun binatang, sungai, laut, atau hutan, kan? Kamu pasti tau, dong, kalau semua tempat yang disebutin tersebut adalah sebuah ekosistem? Kamu masih inget, gak, ekosistem itu apa? Iya, kamu bener. Ekosistem merupakan sistem yang melibatkan organisme hidup dengan lingkungannya. Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh seorang ahli ekologi Inggris yang bernama A.G. Tansley. Menurut Tansley, hubungan timbal balik antara organisme hidup dengan lingkungannya merupakan hubungan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Kalau ada gangguan di salah satu komponennya, gangguan tersebut akan mempengaruhi komponen lainnya.
Ilmu yang mempelajari ekosistem ini disebut ekologi. Ekologi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli biologi asal Jerman yang bernama Ernst Haeckel pada tahun 1869. Secara etimologis, ekologi berasal dari bahasa Yunani oikos dan logos. Oikos memiliki arti rumah atau tempat tinggal, sementara logos memiliki arti ilmu. Jadi ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup dan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Dalam sebuah ekosistem terdapat dua komponen, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Apa aja, sih, yang termasuk ke dalam komponen biotik dan abiotik itu? Kita bahas satu-satu, ya.
Komponen Biotik
Sesuai dengan namanya, komponen biotik merupakan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Berdasarkan fungsinya dalam ekosistem, komponen biotik ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer atau pengurai. Produsen adalah semua makhluk hidup atau organisme yang dapat menciptakan makanannya sendiri atau yang sering disebut organisme autotrof. Contoh dari produsen ini adalah tumbuhan.
Sementara konsumen adalah makhluk hidup yang tidak bisa menciptakan makanannya sendiri alias heterotrof. Karena tidak bisa menciptakan makanannya sendiri, konsumen atau heterotrof ini bergantung pada produsen atau autotrof yang menjadi makanan atau sumber energinya. Contoh dari konsumen ini adalah manusia dan hewan. Berdasarkan jenis makanannya, produsen dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora. Herbivora adalah makhluk hidup yang hanya memakan tumbuhan, seperti sapi, kambing, dan kelinci. Kalau karnivora adalah makhluk hidup yang hanya makan daging, seperti singa, harimau, dan serigala. Sementara omnivora adalah makhluk hidup yang memakan segala atau tumbuhan dan daging, seperti manusia, tikus, dan ikan yang bisa makan tumbuhan dan zooplankton.
Nah, kalau dekomposer atau pengurai adalah organisme yang berfungsi menguraikan bahan organik dari organisme mati. Dekomposer ini juga disebut sebagai konsumen makro atau sapotrof karena memakan makanan yang berukuran lebih besar. Contoh dari dekomposer adalah jamur, cacing, dan bakteri. Selain itu ada juga dekomposer yang disebut detritivor. Detritivor ini merupakan hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya kutu kayu. Dekomposer merupakan komponen biotik yang penting banget karena mereka berfungsi menjaga keseimbangan alam. Tanpa adanya dekomposer, bumi pasti penuh dengan organisme-organisme yang sudah mati. Berkat dekomposer, permukaan bumi kita jadi bersih dan tetap seimbang. Dekomposer mengurai sampah-sampah agar dapat menjadi zat-zat anorganik yang bisa membantu perkembangan tumbuhan.
Komponen Abiotik
Komponen kedua yang memengaruhi ekosistem adalah komponen abiotik atau komponen yang tidak hidup. Contoh dari komponen abiotik ini adalah air. Semua makhluk hidup pasti butuh air untuk proses metabolisme tubuhnya. Air termasuk komponen terbesar dalam tubuh hampir semua jenis makhluk hidup. Tubuh manusia, misalnya, terdiri dari 65% air.
Selain air, komponen abiotik lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah cahaya matahari. Cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tumbuhan, alga, dan makhluk hidup autotrotof lain untuk melakukan proses fotosintesis. Dari hasil fotosintesis tersebut tumbuhan juga menghasilkan oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup lainnya untuk bernapas.
Oksigen juga merupakan komponen abiotik yang penting banget buat makhluk hidup. Oksigen digunakan untuk proses pembakaran dalam tubuh makhluk hidup untuk mendapatkan energi. Makanya makhluk hidup tidak mungkin dapat hidup tanpa oksigen.
Komponen abiotik lainnya adalah suhu. Suhu lingkungan ini penting karena ada jenis makhluk hidup tertentu yang hanya bisa hidup di kisaran suhu tertentu. Misalnya beruang kutub, dia cuma bisa hidup di daerah kutub yang dingin saja atau singa yang hanya bisa hidup di daerah tropis saja.
Komponen abiotik yang terakhir adalah tanah. Tanah merupakan campuran dari serpihan batu, nutrisi, air, dan mineral-mineral lain. Tanah menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan makhluk hidup, terutama bagi tumbuh-tumbuhan. Tanah memiliki tipe-tipenya sendiri, Temen-Temen. Tipe tanah ini sangat berpengaruh pada tumbuhan yang dapat hidup di atasnya. Musalnya pada tanah yang kering dan gersang hanya dapat ditumbuhi tanaman-tanaman yang dapat menyimpan air dalam jumlah banyak dalam tubuhnya, seperti kaktus. Selain berfungsi untuk tumbuhan, tanah juga digunakan oleh manusia dan hewan untuk jadi tempat tinggal.
Tipe Ekosistem
Berdasarkan tipenya, ekosistem dibagi menjadi tiga, yaitu ekosistem akuatik atau air, ekosistem terestrial atau darat, dan ekosistem artifisial atau buatan. Ekosistem akuatik adalah ekosistem yang lingkungannya sebagian besar adalah air, yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup yang hidup di air serta amfibi yang hidup di dua alam. Sekalipun demikian, ekosistem akuatik masih memiliki daratan sebagai pelengkap. Contohnya adalah sungai, laut, dan air tawar. Sementara ekosistem terestrial adalah ekosistem yang berada di daratan dan lingkungannya ditentukan oleh suhu dan curah hujan. Ekosistem terestrial juga memiliki perairan sebagai pelengkap ekosistemnya. Contohnya adalah hutan hujan tropis, padang rumput, dan sabana. Nah, kalau ekosistem artifisial adalah ekosistem yang sengaja dibuat manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya adalah bendungan, kebun binatang, perkebunan sawit, dan sawah irigasi.
Belajar mengenai ekosistem dan komponennya menarik banget, ya! Kalau kamu masih pengen belajar materi ini lebih dalam dan lebih lengkap, buruan, deh, kamu unduh aplikasi belajar Pahamify. Tunggu apalagi? Mari belajar seru di rumah bersama Pahamify!