Close

May 11, 2020

Dampak Positif Anak dan Orangtua Saat #DiRumahAja

Sudah genap 2 bulan kita menjalani jaga jarak sosial atau social distancing dengan berdiam di rumah, demi menekan penyebaran virus korona di negara kita. Ini tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Terbatasnya ruang gerak, aktivitas, dan interaksi sosial dapat membuat kita mengalami stres dan kecemasan yang diakibatkan oleh perasaan terisolasi. Oleh karena itu, para psikiater dan psikolog menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental kita selama melakukan jaga jarak sosial. Salah satu bentuk menjaga kesehatan mental ini adalah dengan tetap berusaha berpikir dan bersikap positif. Hal ini dapat dilakukan dengan mensyukuri dampak positif selama kita berada di rumah bersama keluarga kita. Memangnya apa saja dampak positif tersebut? Mari kita bahas satu-persatu.

1. Hubungan Orang Tua dan Anak Menjadi Lebih Dekat

Saat anak kita beranjak remaja, seringkali hubungan dan komunikasi orang tua dan anak jadi tidak sedekat sebelumnya. Ini karena anak berusia remaja disibukkan dengan pergulatan pencarian jati diri mereka. Anak remaja biasanya jadi lebih nyaman berbagi cerita atau masalah hidup mereka dengan teman-teman dekat mereka dibandingkan dengan orang tuanya. Selain itu waktu berkumpul dengan keluarga di akhir pekan pun seringkali anak remaja habiskan dengan berkumpul dengan teman-teman dekat mereka. Di masa jaga jarak sosial ini, kita jadi mempunyai kesempatan untuk lebih dekat dan lebih mengenal anak kita lebih baik lagi. Dengan komunikasi yang hangat, kita dapat mendorong anak kita jadi lebih terbuka pada kita dan dengan demikian kita bisa mengetahui perkembangan mereka lebih baik dibandingkan sebelumnya.

2. Melakukan Kegiatan yang Tertunda

Bila sebelumnya kita sering menunda kegiatan yang mau kita lakukan karena kesibukan sehari-hari, kini kita jadi memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan kegiatan tersebut. Misalnya menonton film atau serial yang sebelumnya tidak sempat kita tonton. Kegiatan menonton ini dapat dilakukan bersama seluruh anggota keluarga. Setelah menonton, kita dapat membuka diskusi seru bersama anak-anak kita mengenai film yang baru saja ditonton. Tetapi kita juga harus ingat, kegiatan menonton ini pun sesekali dapat kita lakukan sendiri atau bersama pasangan. Biar bagaimanapun, memiliki waktu luang untuk diri sendiri atau me time juga termasuk bentuk mencintai diri sendiri yang baik untuk kesehatan mental kita.

3. Mencoba Hobi Baru

Kita juga dapat mencoba memulai hobi baru yang dekat dengan anak kita. Misalnya bila anak kita hobi fotografi untuk konten media sosialnya, kita dapat mencoba terlibat dalam hobi mereka. Keterlibatan kita dalam hobi anak kita merupakan hal yang positif bagi kita dan anak. Selain hubungan orang tua dan anak menjadi lebih dekat dan lebih hangat, anak kita juga jadi merasa orang tuanya mendukung hobi yang selama ini ia senangi. 

Sebaliknya, kita juga dapat melibatkan anak kita dalam melakukan hobi kita. Misalnya bila kita hobi pada otomotif atau memasak, kita bisa melibatkan mereka merawat kendaraan kita atau melibatkan mereka dalam kegiatan mencoba resep baru. Dengan demikian anak kita juga akan mendapatkan ilmu baru dari hobi kita, yang kelak bermanfaat bagi masa depan mereka.

4. Meningkatkan Kepedulian Sosial Anak

Dalam kondisi pandemi yang memukul perekonomian negara kita, sudah sepatutnya kita meningkatkan kepedulian sosial kita dan anak kita. Kita dapat berbagi dengan mereka yang sedang mengalami kesusahan dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan berbagi makanan atau sembako. Hal ini dapat dilakukan dengan banyak cara. Baik dengan berbagi makanan yang kita pesan saat memesan makanan dengan jasa ojek daring atau dengan menaruh beberapa bungkus makanan atau sembako di depan rumah kita. Dengan berbagi, kita dapat mengajarkan anak kita untuk lebih peduli pada masyarakat yang ada di sekitarnya.

Kita juga dapat mengajak anak kita untuk peduli pada tenaga medis yang sedang berjuang di garis terdepan dalam memerangi pandemi virus korona. Demi mengurangi jatuhnya korban dari kalangan tenaga medis, kita dapat mengajak anak kita menyumbangkan sebagian tabungan mereka untuk membantu para tenaga medis mendapatkan Alat Pelindung Diri (APD) yang layak dan aman serta masker dan hand sanitizer. Sumbangan ini bukan hanya akan membantu tenaga medis dalam melindungi diri mereka, tetapi juga membantu meningkatkan semangat mereka saat bertugas.

5. Lebih Bersyukur Atas Apa yang Kita Miliki

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kondisi pandemi memukul perekonomian Indonesia. Banyak pekerja yang dirumahkan dan banyak pengusaha yang terpaksa menutup usahanya karena bisnisnya sepi. Sudah sepantasnya kita bersyukur atas apa yang kita miliki. Kita masih memiliki rumah untuk berlindung, masih dapat bekerja, masih dapat makan dengan tenang, masih dapat berkumpul dengan keluarga yang kita kasihi, dan lain sebagainya. Hal ini juga harus kita ajarkan pada anak kita. Kita dapat mengajarkan kalau mereka masih beruntung dapat belajar dari rumah karena bagi sebagian orang, memiliki akses internet, HP, dan laptop adalah sebuah kemewahan. Dengan mengajarkan mereka bersyukur atas apa yang mereka miliki dan nikmati, kelak mereka akan lebih bijak dalam menjalani kehidupan mereka dan lebih peduli pada sesama.

Ternyata banyak juga, ya, dampak positif berdiam di rumah bersama anak-anak kita? Semoga artikel ini dapat membantu Bapak dan Ibu dalam menjaga kesehatan mental keluarga selama melakukan jaga jarak sosial di rumah. Nah, supaya anak-anak tidak bosan selama belajar di rumah, dapat mengunduh aplikasi belajar Pahamify di HP mereka. Dijamin mereka bisa belajar seru di rumah bersama Pahamify!

Penulis: Salman Hakim Darwadi


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *